Minggu, 23 Desember 2012

suku kuping panjang


Minggu siang di desa Pampang, Samarinda. Terlihat wisatawan berdatangan memenuhi rumah budaya suku dayak atau biasa dikenal dengan Lamin. Memang di desa ini rutin mengadakan acara mingguan untuk memperkenalkan budaya tari-tarian khas suku dayak yang dibawakan oleh orang dewasa dan anak-anak kecil di desa ini. Para penari bersiap-siap menampilkan tujuh jenis tarian yang mana disetiap tari-tarian ini memiliki makna yang berbeda. Dimulai dengan tarian Nyai Lama Sekali sebagai tarian pembuka  dan di akhiri dengan tarian Lelengis sebagai tarian perpisahan

Selesai acara ini biasanya wisatawan akan berfoto-foto bersama para penari. Hmmm untuk mengabadikan gambar bersama mereka, tidak bisa sembarangan saja. Karena selesai melakukan satu jepretan foto mereka akan menyodorkan tangan dan meminta Rp. 25.000 untuk satu kali jepretan. Untuk beberapa wisatawan yang tidak tahu akan mengeluarkan reaksi yang cukup kaget karena diantara dari mereka pasti berfoto lebih dari sekali jepretan. Bayangkan penghasilan mereka dari cara ini karena ada sekitar hampir seratus wisatawan yang berfoto dengan para penari-penari. Mereka sudah datang jauh-jauh untuk melihat penampilan suku dayak ini dan pastinya harus foto bersama dengan mereka jadi apa boleh buat untuk membayar harga dengan harga itu.

Dari jauh saya melihat satu orang suku dayak sedang dikerumuni wisatawan  yang mengantri untuk foto bersama. Setelah saya mendekat baru terlihat jelas suku dayak yang dikerumuni bak artis itu adalah nenek suku dayak yang berkuping panjang dan bertato. Ya, suku dayak memang dikenal karena kupingnya yang panjang. Kuping panjang ini sudah menjadi ciri khas yang sangat menonjol sebagai penduduk asli Kalimantan. Namun tradisi ini sudah semakin ditinggalkan dan nyaris punah, saat ini mereka sudah terkena modernisasi, jadi tidak ada ada lagi yang berkuping panjang kecuali masyarakat berumur 60 tahun keatas yang melakukan tradisi itu pada saat mereka masih kecil. Bahkan generasi sekarang mengaku malu melakukannya.


Ada alasan mengapa kuping mereka harus panjang. Ketika saya menanyakan langsung kepada nenek ini, dia pun menjawab “ini saya lakukan pada zaman dahulu untuk menarik perhatian laki-laki dan juga membedakan saya dengan hewan”. Telinga panjang pada Wanita Dayak menunjukkan dia seorang bangsawan sekaligus untuk membedakan dengan perempuan yang dijadikan budak karena kalah perang atau tidak mampu membayar utang.Disamping itu telinga panjang digunakan sebagai identitas untuk menunjukkan umur seseorang. Begitu bayi lahir, ujung telinga diberi manik-manik yang cukup berat. Setiap tahun, jumlah manik-manik yang menempel di telinga bertambah satu. Karena itu, kalau ingin mengetahui umur seseorang, bisa dilihat dari jumlah manik-manik yang menempel di telinga. Jika jumlahnya 60, maka usianya pasti 60 tahun karena pemasangan manik-manik tidak bisa dilakukan sembarangan, cuma setahun sekali.Agar daun telinga menjadi panjang, biasanya daun telinga diberi pemberat berupa logam berbentuk lingkaran gelang atau berbentuk gasing ukuran kecil. Dengan pemberat ini daun telinga akan terus memanjang hingga beberapa sentimeter. Selain status sosial, wanita suku Dayak yang memanjangkan telinga karena dianggap cantik. Makin panjang telinga, maka akan semakin cantiklah wanita Dayak. 



Senin, 09 April 2012

desa terpencil

Desa yang cukup jauh ini berada di halmahera barat, desa Talaga. Tidak terlalu banyak yang menarik disini karna desa ini cukup jauh untuk ditempuh. Berada didekat gunung Ibu. Listrik pun hanya menyala beberapa jam saja. Tiga hari saya berasa disana saya cukup senang ternyata tak disangka-sangka ada permainan yang seru disini yaitu dodengo dan bambu gila. Kalau dodengo itu sendiri seperti permainan bela diri yang menggunakan batang pandan. Cara bermainnya saling memukul dan menangkis dengan lincah. Biasanya yang bermain kaum pria karna permainan ini cukup berbahaya bisa sampai luka2 di bagian kepala. Nah klo bambu gila memang sudah agak umum didaerah Maluku, permainannya menggunakan bambu panjang yang dipegang oleh tujuh orang. Untuk membuat bambu ini menjadi gila harus menggunakan kemenyan, sabut kelapa yang dibakar dan beberapa doa yang diucapkan oleh orang yang ahli dengan permainan ini. Setelah sabut kelapa dibakar tiba-tiba bambu akan bergerak mengikuti asap. Dan tugas kita menahan bambu yang menjadi gila dan bergerak kesana-kesini. Kalau pertahanan kita tidak cukup kuat kita bisa terjatuh dan terlempar. Serukan.. ;)